Kamis, 27 Januari 2011

sifat qunut dalam sholat witir


1. Qunut dalam shalat witir. Qunut ini disyariatkan disetiap sholat witir secara berkala, berdasarkan hadîts al-Hasan bin ‘Ali  radhiyallahu ‘anhu. Beliau rahimahullah berkata:



عَلَّمَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَلِمَاتٍ أَقُولُهُنَّ فِي الْوِتْرِ اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajariku do’a-do’a yang aku ucapkan dalam witir yaitu:


اللَّهُمَّ اهْدِنِي فِيمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِي فِيمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِي فِيمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِي فِيمَا أَعْطَيْتَ وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فَإِنَّكَ تَقْضِي وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ وَإِنَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

(HR at-Tirmidzi dan dishahîhkan al-Albâni dalam Shahîh at-Tirmidzî)
Demikian juga, hal ini di amalkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana dijelaskan Ubai bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu dalam penuturan beliau:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَنَتَ فِى الْوِتْرِقَبْلَ الرُّكُوعِ

“Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut dalam witir sebelum rukû’.” (HR.Abû Dâwud dan dishahîhkan al-Albâni dalam Shahih Abû Dawud)


Membaca doa Qunut dalam shalat witir, ulama berbeda
pendapat:
1. Mazhab Syafi'i mengatakan membaca qunut pada salat
witir hanya dilakukan tanggal 15 ke atas bulan Ramadhan.
Ini berlandaskan kepada Ubay bin Ka'b yang melakukan
demikian.
2. Mazhab-mazhab lain men-sunnah-kan doa qunut, setiap
shalat witir sepanjang tahun. Karena hadis yang
menceritakan bahwa Nabi mengajari Hasan dan Husain bacaan
qunut witir. (H.R. Ashab sunan).
3. Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa qunut witir
tidak disunnahkan karena Rasulullah tidak pernah
melakukannya.

Dalam witir juga disunnahkan melakukan qunut seperti qunut sholat Subuh bagi yang melakukannya. Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu dan tata cara qunut dalam witir. Madzhab Syafii mengatakan qunut dalam witir hanya dilakukan pada pertengahan kedua bulan Ramadhan, tempatnya setelah saat I'tidal sebelum sujud pada rakaat terakhir, sesuai yang dilakukan Ubay bib Ka'b. Madzhab Hanafi melakukan qunut pada setiap sholat witir sebelum ruku' setelah membaca surah pada rakaat terakhir. Hanbali melakukan qunut setiap witir bulan ramadhan dengan tatacara seperti madzhab Syafi'i.

Setelah sholat witir disunnahkan membaca do'a sesuai hadist sahih riwayat Abu  Dawud:



سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ (3 kali)
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك .

Para ulama berbeda pendapat mengenai seseorang yang yang berwitir pada awal malam lalu tidur dan bangun di akhir malam dan melakukan sholat. Sebagian ulama berpendapat bahwa batal witir yang telah dilakukannya pada awal malam dan di akhir malam ia menambahkan satu rakaat pada sholat witirnya, karena ada hadist yang mengatakan "tidak ada witir dua kali dalam semalam". Witir artinya ganjil, kalau ganjil dilakukan dua kali menjadi genap dan tidak witir lagi, maka ditambah satu rakaat agar tetap witir. Pendapat in diikuti imam Ishaq dll.
Redaksi hadist tersebut sbb:

Dari Qais bin Thalk berkata suatu hari aku kedatangan ayahnya Thalq bin Ali di hari Ramadhan, lalu beliau bersama kita hingga malam dan sholat (tarawih) bersama kita dan berwitir juga. Lalu beliau pulang ke kampungnya dan mengimam sholat lagi dengan penduduk kampung hingga sampailah sholat witir, lalu beliau meminta seseorang untuk mengimami sholat witir "berwitirlah bersama makmum" aku mendengar Rauslullah s.a.w. bersabda "Tidak ada witir dua kali dalam semalam" H.R. Tirmidzi, Abu Dawud, Nasai, Ahmad dll.

Pendapat kedua mengatakan tidak perlu witir lagi karena sudah witir di awal malam. Ia cukup sholat malam tanpa witir. Alasannya banyak sekali riwayat dari Rasulullah s.a.w. mengatakan bahwa beliau melakukan sholat sunnah setelah witir. Pendapat ini diikuti Malik, Syafii, Ahmad, Sufyan al-Tsuari dan Hanafi.

Sifat membaca Qunut dalam shalat witir

Menurut imam Hanafi disetiap shalat witir, dalam rakaat pertama harus membaca surat Al-A’la, dalam rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan dalam rakaat ketiga membaca surat A-Ikhlas.
Hadits dari Abi bin Ka’ab

ان النبى من كان يقرأ فى الوتر بسبح اسم ربّك الاعلى. وفى الركعة الثانية بقل هو الله احد ولا يسلّم الافى اخرهن

Dan menurut imam Maliki, dalam rakaat pertama setelah membaca surat Al-Fatihah membaca surat Al-Ikhlas, dan menurut imam Syafi’I dalam shalat witir harus membaca tiga surat yaitu: dalam rakaat kedua setelah surat al-Fatihah harus membaca tiga surat yaitu surat Al-A’la, dalam rakaat kedua membaca surat Al-Kafirun, dan dalam rakaat ketiga membaca surat Al-Ikhlas.
Dalam hadits Aisyah

ان النبى من كان يقرأ فى الركعة لأولى من الوتر بفاتحة كتاب وسبح اسم ربّك الأعلى. وفى الثانية: بقل يا اليها الكافرون, وفى الثالثة: بقل هو الله احدز                                                                                

            


Tidak ada komentar:

Posting Komentar