Jumat, 28 Januari 2011

STUDI ULUMUL AL-HADITS



TAKHRIJ HADITH
“Prasangka umat tentang diriku, jika baik, maka aku baik. Jika buruk maka aku buruk ”
 
  1. LATAR BELAKANG MASALAH

Banyak kita dapati pada masyarakat sekarang ini kejadian-kejadian yang ganjil, salah satunya dalam kehidupan rumah tangga. Semakin maraknya kekerasan yang terjadi dalam rumah tangga (KDRT), pernikahan paksa, pernikahan di usia dini, perjodohan sepihak yang tidak di dasari rasa sayang antar pasangan. Dan juga perceraian-perceraian yang hanya mementingkan keperluan-keperluan individual saja.

Hingga timbullah pada masyarakat kita rasa trauma bahkan sampai ke phobia untuk membina rumah tangga atau menikah dan menjalin hubungan khusus dengan lawan jenis masing-masing. Maka terciptalah ediologi-ediologi baru dalam pernikahan, seperti nikah mut’ah, nikah sirih dan kawin kontrak.

Yang secara tidak langsung, hilanglah kesakralan dan kehikmatan pernikahan, sampai-sampai masyarakat identik memandang pernikahan tersebut cenderung hanya main-main saja, tidak ada keseriusan sama sekali di dalamnya, baik sang pelaku pernikahan tersebut atau pernikahan itu sendiri.

Disini kami akan meneliti sebuah hadits yang menerangkan bahwa ada 3 hal yang dilakukan dengan main-main saja di anggap serius, apalagi dilakukan dengan serius, semoga Allah SWT selalu memberikan hidayahNya kepada kita, amien.


  1. TAKHRIJ DAN IKHTIBAR HADITS 3 HAL YANG DILAKUKAN DENGAN MAIN-MAIN TETAP DIANGGAP SERIUS

v  Bunyi teks hadits
Hasil pelacakan dari kata “ ثلا ث yang diambil dari Jaami’ As-Soghir fi Ahaditsits Al Basyir wa An-Nadzir[1], ditemukan bunyi teks hadits tersebut diriwayatkan oleh :

a.       Abu Dawud,
      Dalam sunan Abi Dawud, Kitab At-Tholaq, hal 125 no 2194.
      Berikut ini dikemukakan teks hadits tersebut menurut sanad yang dikeluarkan Abu Dawud :

حدثنا القعنبى ثنا عبد العزيز ـ يعنى ابن محمد عن عبد الرحمن بن حبيب عن عطاء بن ابى رباح عن ماهك عن ابى هريرة قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاث جدهن جد وهزلهن جد : النكاح, الطلاق, والرجعة[2].

Artinya      : “Qo’nabi memberitahu kita tentang Abdulaziz yaitu Ibnu Muhammad yang menceritakan tentang Abdurrahman Ibn Habib tentang Atho’ Ibn Abi Robah tentang Mahak tentang Abi Hurairah yang berkata bahwasanya Rosulullah SAW bersabda; ‘Tiga hal yang kalian lakukan dengan serius, menjadi serius. Kalian kerjakan dengan main-main pun tetap serius. Yaitu; Nikah, Thalaq dan Ruju.’”


b.      At-Tirmidzi,
Dalam sunan At-Tirmidzi, Juz II, Kitab At-Tholaq, hal 400 no 1187.
Berikut ini dikemukakan teks hadits tersebut menurut sanad yang dikeluarkan At-Tirmidzi :

 حدثنا قتيبة, حد ثنا حاتم بن إسماعيل عن عبد الرحمن بن ارداك فى التقريب والخلاصة : ارداك المدانى عن عطاء عن ماهك عن ابى هريرة قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاث جدهن جد وهزلهن جد : النكاح, الطلاق, والرجعة[3]  

Artinya      : “Qutaibah memberitahukan kita tentang Khatim Ibn Ismail yang memberitahu tentang Abdurrahman Ibn Ardak dlm hal At Taqrib dan Khollasoh; Ardak Al Madani tentang Mahak tentang Abi Hurairah yang berkata bahwasanya Rosulullah SAW bersabda; ‘Tiga hal yang kalian lakukan dengan serius, menjadi serius. Kalian kerjakan dengan main-main pun tetap serius. Yaitu; Nikah, Thalaq dan Ruju.’”


c.       Ibnu Majah
Dalam sunan Ibnu Majah, Juz I, Kitab At-Tholaq, hal 658 no 2039.
Berikut ini dikemukakan teks hadits tersebut menurut sanad yang dikeluarkan At-Tirmidzi :

 حدثنا هشام بن عمار, ثنا حاتم بن إسماعيل, ثنا عبد الرحمن بن حبيب بن ارداك, ثنا عطاء بن أبى رباح عن يوسوف بن ماهك عن ابى هريرة قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ثلاث جدهن جد وهزلهن جد : النكاح, الطلاق, والرجعة[4]
                                                                                       
Artinya      : “Hisyam Ibn ‘Ammar memberitahukan kita tentang Khatim Ibn Isma’il yang menceritakan tentang Abdurrahman Ibn Habib yang menceritaka tentang  Atho’ Ibn Abi Robah tentang Yusuf Ibn Mahak tentang Abi Hurairah yang berkata bahwasanya Rosulullah SAW bersabda; ‘Tiga hal yang kalian lakukan dengan serius, menjadi serius. Kalian kerjakan dengan main-main pun tetap serius. Yaitu; Nikah, Thalaq dan Ruju.’”




v  Skema sanad hadits

Untuk dapat mengetahui jalur sanad, nama-nama rawi dan metode periwayatan yang digunakan oleh setiap perawi, maka kegiatan I’tibar digunakan yaitu dengan pembuatan skema untuk seluruh sanad hadits yang sedang diteliti, sehingga dapat diketahui sanad dari hadits tersebut mempunyai mutabi’ dan shahid tidak. Lihat gambar di bawah ini.

Gambar skema sanad hadits :


مرفوع  –  متصل  –  سند وا حد

محمد صلى الله عليه وسلم


أبو هريرة


يوسف بن ما هك


عطاء أبى رباح


عبد الرحمن بن حبيب



        عبد العزيز بن محمد                                 حاتم بن إسماعيل            



        القعنبى                                   قتيبة                هشام 



        أبو داود                              ترمدى                ابن ماجه




  1. KAJIAN KRITIS TERHADAP HADITS “3 Hal Yang Dilakukan Dengan Main-Main Dianggap Serius : Nikah, Cerai dan Ruju’”.

Setelah melakukan takhrij dan ikhtibar di atas, maka dalam tahap ini dilakukan pengkajian kritik terhadap hadits tersebut dengan menguraikan kualitas periwayat dan persambungan sanad serta dilakukan kritik sanad dan matan sehingga dapat dihasilkan kualitas hadits-hadits tersebut.
Disebutkan hasil takhrij bunyi teks hadits tersebut diriwayatkan oleh :
1.      Abu Dawud.
2.      At-Tirmidzi.
3.      Ibnu Majah.

v  JALUR ABU DAWUD

Urutan nama-nama periwayat hadits dari jalur Abu dawud adalah; 1) Abu Hurairah, 2) Yusuf Ibn Mahak, 3) Atho’ Ibn Abi Robah, 4) Abdurrohman Ibn Habib, 5) Abdulaziz Ibn Muhammad, 6) Qo’nabi, 7) Abu Dawud.

a.      Abu Hurairah
·         Nama lengkapnya adalah Abdurrahman Ibn Sahrin dengan kuniyah Abu Hurairah. Termasuk salah satu sahabat Nabi SAW, dilahirkan dan meninggal di kota Madinah dan wafat pada tahun 57 Hijriyah.
·         Selain mendapatkan hadits dari Rosulullah SAW, ia juga mendapat dari sahabat-sahabat Nabi yang lain kurang lebih 14 orang, antara lain; Ubai Ibn Ka’ab Ibn Qais, Uthman Ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, Umar Ibn Khattab dan lain-lain. Sedangkan murid-muridnya sangat banyak sekali kurang lebih 310 orang, antara lain; Abu Muhammad, Sa’id Ibn Abdullah, dan lain-lain[5].

b.      Yusuf  Ibn Mahak
·         Nama lengkapnya adalah Yusuf Ibn Mahak Ibn Mihron Al Farisiyu Al Makiyu. Beliau lahir pada tahun 153 H dan meninggal di Damasqus pada tahun 245 H.
·         Guru-gurunya ada 9 orang, antara lain; Abi Hurairah, ‘Aisyah, Hakim Ibn Hizam, Abdullah Ibn Sofyan, dll. Sedangkan murid-muridnya ada 11 orang, antara lain; Atho’ Ibn Abi Robah, Abi Basar, Abi Khosim, Ibrohim Ibn Muhajir, dll.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Nasa’I mengatakan thiqah, Ibn Khurroth juga mengatakan thiqah[6].

c.       Atho’ Ibn Abi Robah
·         Nama lengkapnya adalah Atho’ Ibn Abi Robah Aslam Al Quroisyi, dengan kuniyah Abu Muhammad Al Makiyu. Lahir pada tahun 27 H dan meninggal pada tahun 114 H di Mekkah.
·         Guru-gurunya ada 34 orang, antara lain; Abi Hurairah, ‘Aisyah, Ummu Salamah, Umar Ibn Abi Thalib, Yusuf Ibn Mahak, dll. Sedangkan murid-muridnya ada 30 orang, antara lain; Abdurrahman Ibn Abi Husain, Abdurrahman Ibn Habib Ibn Ardak, Habib Ibn Syahid, Habib Ibn Mu’allim, Amru Ibn dinar, dll.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; At-Tibrony mengatakan thiqah, dan Al ‘Ajaly mengatakan Jaizul Hadits. Dan Ibn Sa’id juga mengatakan thiqah[7].

d.      Abdurrohman Ibn Habib
·         Nama lengkapnya adalah Abdurrahman Ibn Habib Ibn Ardak, dengan kuniyah Habib Ibn Abdurrahman Ibn Ardak Al Madaniyu.
·         Guru-gurunya adalah; Ali Ibn Husain, Atho’ Ibn Abi Robah, Abdulwahab Ibn Bukht, Abdulwahid Ibn Abdullah An Nasri. Sedangkan murid-muridnya adalah; Sulaiman Ibn Bilal, Abdullah Ibn Ja’far Ibn Najib, Abdulaziz Ibn Muhammad Ad Darowardiyu, Abu migdhom Ibn Hisyam Ibn Ziyad, Usamah Ibn Zaid Al Laitsi, ismail Ibn Ja’far dan Khatim Ibn Isma’il.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Nasa’I mengatakan Mungkarul Hadits, hakim mengatakan Thiqotul Madaniyin[8].

e.       Abdulaziz Ibn Muhammad
·         Nama lengkapnya adalah Abdulaziz Ibn Muhammad Ibn Ubaid Ibn Abi Ubaid Ad Darowardiyu, dengan kuniyah Abu Muhammad Al Madaniyu. Dilahirkan dan meninggal di madinah, wafat pada tahun 187 H.
·         Guru-gurunya ada 23 orang, antara lain; Zaid Ibn Aslam, Hisyam Ibn ‘Irwah, ‘Amru Ibn Abi ‘Amru, Hamid At Towily, Ja’far As Sodiq, Abdurrahman Ibn Habib, dll. Sedangkan murid-muridnya ada 25 orang, antara lain; Syafi’I, Ibn Wahab, Qo’nabi, Qutaibah, Sa’id Ibn Mansur, dll.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Ibn Abi Khoitsamah mengatakan Laisa Bihi Ba’sun, Ahmad Ibn Abi Maryam mengatakan Thiqah Hujjah, Abu Zar’ah mengatakan Saiyiul Hifdhi dan Nasa’I mengatakan Laisa Bil Qowy[9].

f.       Qo’nabi
·         Nama lengkapnya adalah Qo’nabi At Tamimy Al kufy .
·         Guru-gurunya adalah; Al Aqomah Ibn Marsad, Abi Ubaidah Ibn Abdullah Ibn Mas’ud, Abdulaziz Ibn Muhammad. Sedangkan murid-muridnya adalah; Yazid Ibn Abdulaziz Ibn Siyah, Sufyan Ibn Ayyanah.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Hamadiyu mengatakan Thiqah Khoyyaron, Abu Dawud mengatakan Kana Rojulan Solihan[10].

g.      Abu Dawud.
·         Nama lengkapnya adalah Abu Dawud  Ibn Al Ash’ath Ibn Ishaq Al Sajastani. Beliau dinisbatkan kepada tempat kelahirannya Sajastani (antara Iran dan Afganistan) dilahirkan di kota tersebut pada tahun 202 H dan wafat pada tahun 279 H.
·         Guru-gurunya antara lain; Sulaiman Ibn Harb, Utsman Ibn Shaibah, Al Qa’nabi, Abu Al Walid Al Thayalisy dan lain-lain. Sedangkan murid-muridnya antara lain; putranya sendiri Abdullah, At-Tirmidzi, Al-Nasa’I, Ali Ibn Abdulsamad, ahmad Ibn Muhammad Ibn Harun dan lain-lain.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Al-Hakim dan Abu Bakr Al Khallaf menilainya sebagai seorang yang Imam Al Hadits pada zamannya. Muhammad Ibn Yasin menilainya sebagai salah seorang Huffaz Al Hadits dalam islam. Abu Hatim menyebutnya sebagai salah seorang Imam Dunia, Faqih, Alim, Hafiz, Khushu’, Wara’ wa Itqan, pengumpul dan penyusun Al Sunan[11].


v  JALUR AT-TIRMIDZI

Urutan nama-nama periwayat hadits dari jalur At-Tirmidzi adalah; 1) Abu Hurairah, 2) Yusuf Ibn Mahak, 3) Atho’ Ibn Abi Robah, 4) Abdurrohman Ibn Habib, 5) Khatim Ibn Isma’il, 6) Qutaibah, 7) At-Tirmidzi.

a.      Khatim Ibn Ismail
·         Nama lengkapnya adalah Khatim Ibn Isma’il Al Haritsi, dengan kuniyah Abu Isma’il Al Haritsi. Wafat pada tahun 186 H di Madinah.
·         Guru-gurunya kurang lebih 13 orang, antara lain; Yahya Ibn Sa’id Al Ansori, Hisyam Ibn Irwah, Ja’id Ibn Abdurrahman Abi Sohro Al Khorrof, Abdurrahman Ibn Habib. Sedangkan murid-muridnya kurang lebih 10 orang, antara lain; Qutaibah, Ishaq Ibn Rohawiyah, Hisyam Ibn ‘Ammar.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Ahmad mengatakan Ahabbu ilayya min Darowardiyi, Abu Hatim mengatakan Ahabbu ilayya min Sa’id Ibn Salim, Nasa’I mengatakan Laisa bihi ba’sun, dan Ibnu Sa’id mengatakan Thiqah[12].

b.      Qutaibah
·         Nama lengkapnya adalah Qutaibah Ibn Sa’id Ibn Jamil Ibn Thorif Ibn Abdullah As Saqofi, dengan kuniyah Abu Roja’ Al Baghlaniyu. Lahir pada tahun 150 H dan wafat pada tahun 240 H.
·         Guru-gurunya 46 orang, antara lain; Malik, Al Laitsu, Aibn Lahi’ah, Dawud Ibn Abdurrahman Al Atthor, Abdulaziz Ad Darowardiyu. Sedangkan murid-muridnya 32 orang, antara lain; Tirmidzi, Ibn Majah, Ahmad Ibn Hambal, Ahmad Sa’id.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Nasa’I mengatakan Soduq wa Thiqah, dan Hakim mengatakan Thiqah Ma’mun[13].

c.       At-Tirmidzi
·         Nama lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad Isa Ibn Surrah At Turmudzi, dengan kuniyah At Tirmidzi. Wafat pada tahun 279 H.
·         Guru-gurunya antara lain; Qutaibah, Ishaq Ibn Musa, Mahmud Ibn Gailan, sa’id Ibn Abdurrahman dan lain-lain. Sedangkan murid-muridnya antara lain; Makhul Ibn Fadl, Muhammad Ibn Mahmud, Hammad Ibn Syakir dan lain-lain[14].


v  JALUR IBNU MAJAH

Urutan nama-nama periwayat hadits dari jalur Ibnu Majah adalah; 1) Abu Hurairah, 2) Yusuf Ibn Mahak, 3) Atho’ Ibn Abi Robah, 4) Abdurrohman Ibn Habib, 5) Khatim Ibn Isma’il, 6) Hisyam Ibn ‘Ammar, 7) Ibnu Majah.

a.      Hisyam Ibn ‘Ammar
·         Nama lengkapnya adalah Hisyam Ibn ‘Ammar Ibn Nusoir Ibn Maisaroh Ibn Abban As Sulamiyu, dengan kuniyah Abu Walid Ad Dimasqiyu dan Laqobnya Ad Dhofriyu. Lahir pada tahun 153 H dan meninggal di Damasqus pada tahun 245 H.
·         Guru-gurunya ada 17 orang, antara lain; Hatim Ibn Isma’il, Abdurrahman Ibn Zaid Ibn Aslam, Muslim Ibn Kholid Az Zanjiyu, Malik Ibn Annas, Walid Ibn Muslim. Sedangkan murid-muridnya ada 30 orang, antara lain; Bukhori, Ibn Majah, Tirmidzi, Ahmad Ibn Hambal dan Abu Dawud, Nasa’i.
·         Penilaian ulama kritikus hadits; Ibrohim Ibn Jamid mengatakan Thiqah, Al ‘Ajaly mengatakan Thiqah, nasa’I mengatakan La ba’sa bihi, Ahmad Ibn Khalid mengatakan Laisa bil Kadzub[15].

b.      Ibnu Majah
·         Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Ibn Yazib Ibn Majah Ar-Rib’iy Al Qoswini, dengan laqob Ibnu Majah. Lahir di Qoswin pada tahun 207 H dan wafat pada tahun 273 H.
·         Guru-gurunya kurang antara lain; Ali Ibn Muhammad Ibn Tanafasi, Abu Bakr Ibn Abi Syaibah, Muhammad Ibn Abdullah Ibn Numyar, Hisyam Ibn ‘Ammar, Ahmad Ibn Al Azhar, Basyar Ibn Adam. Sedangkan murid-muridnya antara lain; Ishak Ibn Muhammad, Ali Ibn Ibrahim Ibn Salamah Al Qattan, Ahmad Ibn Ibrahim[16].


  1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis mengenai kualitas hadith tentang perintah sholat sebagaimana Nabi saw dapat disimpulkan sebagai berikut :

v  Dilihat dari jumlah perawinya hadith tersebut termasuk Hadith Ahad karena perawinya tidak mencapai tingkatan mutawatir.

v  Kualitas periwayatannya ada yang kurang kuat hafalannya yaitu, Abdulaziz Ibn Muhammad dan Khatim Ibn Ismail dan Hisyam Ibn ‘Ammar. Dan ada salah satu periwayatnya munkarul hadits yaitu Abdurrahman Ibn Habib. namun sanadnya bersambung kepada nabi saw, sehingga sanadnya berkualitas Hasan Li Ghoirihi.

v  Sedangkan kualitas matannya adalah Shohih karena tidak ditemukan illat dan syad.

v  Jadi secara umum hadith ini berkualitas Hasan Li Ghoirihi dan masih dipakai. Sebagai hujjah.



  1. DAFTAR PUSTAKA

v  Mu’jam Al Mufahros.

v  Imam As Suyuthi. Jami’ Shaghir, fi ahadits Al basher wa Al Nadhir. (Dar El fikr, Beirut 1988).

v  Abu Dawud, Sunan Abi Dawud (Beirut, Dar El Fikr 1994).

v  At Tirmidzi, Sunan At Tirmidzi (Beirut, Dar El Fikr 1994).

v  Ibn Majah, Sunan Ibn Majah (Beirut, Dar Kutub Al Ilmiyah 1988).

v  Al Asqalani, Shihab Al Din Ahmad Ali Ibn Hajr, Tahdzib At Tahdzib (Beirut, Dar El Fikr 1988).





[1] Karangan imam jalaluddin abdurahman ibn abi baker As-Suyuthi, (Beirut, Dar al Fikr, 1994) hal 531 no. 3451.
[2] Sunan Abi Dawud, Dar El Fikr, Beirut 1994. Hal 125 No. 2194.
[3] Sunan At-Tirmidzi, Dar El Fikr, Beirut 1994. Hal 400 No. 1187.
[4] Sunan Ibn Majah, Dar El Fikr, Beirut 1994. Hal 658 No. 2039.
[5] Ibid
[6] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz II hal 8203
[7] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz VII hal 174
[8] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz VI hal 146
[9] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz VI hal 310
[10] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz VIII hal 332
[11] Ibid
[12] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz II hal 117
[13] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz VIII hal 311-313
[14] Ibid
[15] Shihab Al Din, Tahdzib al-Tahdzib… Juz XI hal 46
[16] Ibid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar